Akarku Indonesia

Akarku Indonesia
Kemenlu

Tuesday, 6 May 2025

Siapakah Kami?


                                      

Dalam diaspora Indonesia yang lebih luas, warga Indonesia adopsi merupakan kelompok yang unik dan sering kali diabaikan. Kami adalah orang-orang yang lahir di Indonesia, namun dipisahkan dari keluarga biologis kami di usia yang sangat muda – terkadang dalam situasi yang mencurigakan – dan dibawa ke luar negeri. Kebanyakan dari kita tumbuh di negara-negara Barat, seperti Belanda, dengan pola asuh dan pendidikan yang jauh dari akar Indonesia kita . Namun, penelitian dan kisah pribadi mengungkap kenyataan pahit: sebagian besar dari kami diadopsi secara ilegal, sering kali melalui jaringan gelap yang dulunya berkembang pesat dari perdagangan anak-anak yang menguntungkan. Dalam banyak kasus, proses adopsi kami tidak transparan, dan orang tua kandung disesatkan atau ditekan agar menyerahkan anak mereka. Bagi pasangan Barat, anak Indonesia merupakan 'produk' yang dicari pada saat itu, yang dengannya dapat menghasilkan banyak uang. Meskipun banyak anak adopsi yang tampaknya dapat berintegrasi ke lingkungan barunya tanpa masalah apa pun, kami sering kali membawa serta perjuangan idenitas yang berakar dalam. Saat kita bertambah dewasa, pergulatan batin itu semakin muncul: siapakah kita sebenarnya? Di mana kita seharusnya berada? DNA Indonesia kita berbenturan dengan budaya Barat tempat kita tumbuh, dan ketegangan itu semakin kuat ketika kita bersentuhan dengan akar kita melalui media, perjalanan atau kontak dengan orang Indonesia lainnya . Bagi sebagian orang, pencarian identitas hanya menjadi benar-benar mendesak ketika mereka memiliki anak sendiri dan bertanya-tanya: warisan apa yang saya wariskan? Namun di balik pengalaman yang kompleks ini, tersimpan pula rasa cinta yang kuat dan tak terbantahkan terhadap Indonesia. Banyak anak angkat merasakan ikatan yang erat dengan negara kelahiran mereka – negara yang mungkin tidak begitu mereka kenal, tetapi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keberadaan mereka. Kami bangga akan asal usul kami di Indonesia, akan budaya, adat istiadat dan bentang alam yang mengalir dalam darah kami. Bagi banyak dari kita, Indonesia, dan bukan negara tempat kita tumbuh, terasa seperti rumah yang sebenarnya. Sayangnya, impian untuk kembali ke negara asal sering kali terhalang oleh peraturan imigrasi yang ketat. Indonesia tidak secara otomatis mengakui kami sebagai warga negara, dan izin tinggal tetap atau izin bekerja berada di luar jangkauan sebagian besar dari kami. Hanya sedikit yang mampu bertahan hidup lama di sini, sementara banyak sekali yang menyimpan keinginan itu. Kelompok kami dibentuk karena kebutuhan untuk mengatasi tantangan ini. Kami meyakini bahwa anak adopsi memiliki hak untuk kembali ke asal mereka , dan kami mencari cara untuk mewujudkannya. Baik itu meningkatkan kesadaran, dukungan hukum, atau menemukan solusi kreatif – kami berkomitmen untuk masa depan di mana lebih banyak anak adopsi dapat memperdalam hubungan mereka dengan Indonesia, dan mungkin suatu hari nanti kembali ke rumah untuk selamanya. "Karena sejauh apapun kita melangkah, akar kita tetap di Indonesia

“ Akarku Indonesia” – Sebuah nama yang penuh makna “ Akarku Indonesia” melambangkan kerinduan mendalam para perantau Indonesia untuk berhubungan kembali dengan tanah kelahirannya. Bagi banyak orang, rasanya identitas mereka terkoyak saat mereka diadopsi, tetapi di hati mereka, Indonesia selalu tetap menjadi rumah . Nama ini melambangkan perjuangan mereka untuk kembali ke akar mereka tidak hanya secara hukum, tetapi juga secara emosional – ke tanah yang membentuk mereka, budaya yang mengalir dalam darah mereka, dan kewarganegaraan yang merupakan hak mereka. “ Akarku Indonesia” lebih dari sekedar nama; itu sebuah janji: Bahwa anak adopsi tidak akan pernah lupa dari mana mereka berasal. Bahwa mereka ingin diakui secara hukum sebagai anak Indonesia. Bahwa suara mereka didengar dalam pencarian rumah. Ini adalah perayaan warisan , tuntutan pengakuan , dan langkah menuju pengembalian . “Akar kami tetap di Indonesia – hati kami mendambakan pengakuan.”



No comments:

Post a Comment

Letter Komnas HAM

W e received the confirmation from the Komnas HAM that they will accepted and process our complains. Summary: Investigation into Intercoun...